Kurt Cobain (lahir di Aberdeen, 20 Februari 1967 – meninggal di Seattle, 5 April 1994 pada umur 27 tahun) adalah penyanyi, penulis lagu dan gitaris dalam band grunge dari Seattle, Nirvana.
Dengan suksesnya grup musik ini, Cobain menjadi selebriti nasional dan
internasional, suatu posisi yang disandangnya dengan berat hati.
Kehidupan pribadi
Kronologi kematian
Pada 1 Maret 1994, setelah konser di München, Jerman, Cobain didiagnosa dengan bronkitis dan laringitis yang parah. Ia diterbangkan ke Roma hari berikutnya untuk menjalani pengobatan, dan istrinya bergabung pada 3 Maret.
Pagi berikutnya, Love bangun dan menemukan Cobain sudah overdosis dengan paduan dari sampanye dan rohypnol. Ia dilarikan ke rumah sakit
dan setelah lima hari di sana diperbolehkan pulang. Karena masalah
drugs ini, Cobain dimasukkan ke panti rehabilitasi pada tanggal 30 Maret. Pada malam 1 April, Cobain keluar untuk merokok dan kemudian kabur dari panti tersebut dengan memanjat pagar. Ia kemudian pergi ke Seattle dan menghilang.
Pada tanggal 3 April, Love menghubungi seorang penyidik swasta bernama Tom Grant, dan menyewanya untuk menemukan Cobain. Pada tanggal 8 April 1994,
jenazah Cobain ditemukan di sebuah ruangan di atas garasi rumahnya di
Lake Washington oleh pegawai Veca Electric bernama Gary Smith. Otopsi
kemudian memperkirakan Cobain tewas pada 5 April 1994.
Sebuah surat bunuh diri ditemukan di saku jaketnya. Dalam suratnya itu ia menulis:
Karena ditulis oleh seorang tolol kelas berat yang
jelas-jelas lebih pantas menjadi seorang pengeluh yang lemah dan
kekanak-kanakan. Surat ini seharusnya mudah dimengerti. Semua peringatan
dari pelajaran-pelajaran punk rock selama bertahun-tahun. Setelah
perkenalan pertamaku dengan, mungkin bisa dibilang, nilai-nilai yang
terikat dengan kebebasan dan keberadaan komunitas kita ternyata terbukti
sangat tepat. Sudah terlalu lama aku tidak lagi merasakan kesenangan
dalam mendengarkan dan juga menciptakan lagu sama halnya seperti ketika
aku membaca dan menulis. Tak bisa dilukiskan lagi betapa merasa
bersalahnya aku atas hal-hal tersebut. Contohnya, sewaktu kita bersiap
berada di belakang panggung dan lampu-lampu mulai dipadamkan dan
penonton mulai berteriak histeris, hal itu tidak mempengaruhiku,
layaknya Freddie Mercury, yang tampaknya menyukai, menikmati cinta dan
pemujaan penonton. Sesuatu yang membuatku benar-benar kagum dan iri.
Masalahnya, aku tak bisa membohongi kalian. semuanya saja. Itu tidak
adil bagiku ataupun kalian. Kejahatan terbesar yang pernah kulakukan
adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan dan berpura-pura bahwa
aku 100 persen menikmati saat-saat diatas panggung. Kadang aku merasa
bahwa aku harus dipaksa untuk naik ke panggung. Dan aku sudah mencoba
sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu, sungguh, Tuhan percayalah
kalau aku sungguh-sungguh melakukan itu, tapi ternyata itu tidak cukup.
Aku menerima kenyataan bahwa aku dan kami telah mempengaruhi dan
menghibur banyak orang. Tapi, aku hanya seorang narsis yang hanya
menghargai sesuatu jika sesuatu itu sudah tidak ada lagi. Aku terlalu
peka. Aku butuh sedikit rasa untuk bisa merasakan kembali kesenangan
yang kupunya ketika kecil. Dalam tiga tur terakhir kami, aku mempunyai
penghargaan yang lebih baik terhadap orang-orang. Saking cintanya itu
membuatku merasa sangat sedih. Aku adalah Jesus man, seorang pisces yang
lemah, peka, tidak tahu terima kasih, dan sedih. Kenapa kamu nggak
menikmatinya saja? Nggak tahu. Aku punya istri yang bagaikan dewi yang
berkeringat ambisi dan empati dan seorang putri yang mengingatkanku akan
diriku sendiri di masa lalu. Penuh cinta dan selalu gembira, mencium
siapa saja yang dia ditemui karena menurutnya semua orang baik dan tidak
akan menyakitinya. Itu membuatku ketakutan sampai-sampai aku tidak bisa
melakukan apa-apa. Aku tidak bisa membayangkan Frances tumbuh menjadi
roker busuk yang suka menghancurkan diri sendiri dan menyedihkan seperti
aku sekarang. Aku bisa menerimanya dengan baik, sangat baik, dan aku
bersyukur, tapi aku telah mulai membenci semua orang sejak aku berumur
tujuh tahun. Hanya karena mereka terlihat begitu mudah bergaul, dan
berempati. Empati! kupikir itu disebabkan karena cinta dan perasaanku
yang terlalu besar pada orang-orang. Dari dasar perut mualku yang serasa
terbakar, aku ucapkan terima kasih atas surat dan perhatian kalian
selama ini. Aku hanyalah seorang anak yang angin-anginan dan plin-plan!
Sudah tidak ada semangat yang tersisa dalam diriku. Jadi ingatlah, lebih
baik terbakar habis, daripada memudar.
Kurt Cobain tetap diingat dan memberikan inspirasi kepada para penggemar setianya, pada 13 Mei 2010 - 6 September 2010, Seattle Art Museum menggelar pameran bertemakan "Kurt" untuk memberikan penghormatan.[1]